cookieOptions = {assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
apa kabar sahabat cerdas??...
kali ini saya akan menyajikan kepada sahabat cerdas sebuah tulisan yang berjudul:
A. latar belakang--------------------------------------------------------------------------- 1
A. Peradaban Mesir Kuno---------------------------------------------------------------- 2
A. latar belakang
B. Rumusan Masalah
Ø Menjelaskan pengertian peradaban mesir kuno dan pencapaian-pencapaiannya.
Ø Bagaimana Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru.
Ø Menjelaskan bagaimana pemerintahan dan ekonomi di Mesir Kuno.
Ø Menjelaskan tentang Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno,
Ø Bagaimana dengan sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno dan
Ø Menjelaskan bangsa dan bahasa Mesir Kuno
C. Tujuan Dan Maanfaatnya
Tujuan dan manfaat mempelajari pelajaran sejarah tentang Mesir Kuno ini adalah bagaimana kita bisa mengetahui sejarahnya, tentang keadaan pemerintahan maupun ekonominya, dan kita bisa mengetahui tetang bagaimana budaya, dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno serta kita bisa mengetahui sistem agama dan kepercayaan yang bagiman di anut di Mesir Kuno tersebut.
A. Peradaban Mesir Kuno
C. Pemerintahan dan Ekonomi Mesir Kuno
1. Administrasi dan perdagangan
2. Status sosial
3. Sistem hukum
D. Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno
2. Peninggalan
F. Bangsa dan Bahasa Mesir Kuno
2. Bahasa
2. Saran
Kata
Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa Atas Segala Limpahan Rahmat, Inayah, Taufik Dan Hinayahnya Sehingga
Saya Dapat Menyelesaikan Penyusunan Makalah Ini Dalam Bentuk Maupun Isinya Yang
Sangat Sederhana. Semoga Makalah Ini Dapat Dipergunakan Sebagai Salah Satu
Acuan, Petunjuk Maupun Pedoman Bagi Pembaca Dalam Administrasi Pendidikan Dalam
Profesi Keguruan.
Harapan Saya Semoga Makalah Ini Membantu Menambah Pengetahuan Dan
Pengalaman Bagi Para Pembaca, Sehingga Saya Dapat Memperbaiki Bentuk Maupun Isi
Makalah Ini Sehingga Kedepannya Dapat Lebih Baik.
Makalah Ini Saya Akui Masih Banyak Kekurangan Karena Pengalaman Yang
Saya Miliki Sangat Kurang. Oleh Kerena Itu Saya Harapkan Kepada Para Pembaca
Untuk Memberikan Masukan-Masukan Yang Bersifat Membangun Untuk Kesempurnaan
Makalah Ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------ i
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I----------------------------------------------------------------------------------------- 1
PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------------- 1
PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------------- 1
A. latar belakang--------------------------------------------------------------------------- 1
B.
Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan Dan Maanfaatnya-------------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan Dan Maanfaatnya-------------------------------------------------------------- 1
BAB II---------------------------------------------------------------------------------------- 2
PEMBAHASAN------------------------------------------------------------------------------ 2
PEMBAHASAN------------------------------------------------------------------------------ 2
A. Peradaban Mesir Kuno---------------------------------------------------------------- 2
B.
Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru------------------------ 3
C.
Pemerintahan dan Ekonomi Mesir Kuno-------------------------------------------- 4
D.
Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno-------------------------------------- 7
E.
Sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno------------------------------ 9
F.
Bangsa dan Bahasa Mesir Kuno------------------------------------------------------- 13
BAB III--------------------------------------------------------------------------------------- 14
PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------- 14
1.
Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------ 14
2.
Saran-------------------------------------------------------------------------------------- 14
DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------------------ 14
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Letak geografis
Mesir di Afrika Utara, walaupun Semenanjung Sinai adalah dalam Asia Barat daya.
Negara ini mempunyai pesisir pantai yaitu Laut Mediterranean dan Laut Merah;
berbatasan dengan Libya bagian barat, Sudan dibagian selatan, Semenanjung Gaza,
Palestin danIsrael bagian timur. Mesir Kuno terbagi atas dua kerajaan, yang
dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir Hilir.Berlainan dengan kebiasaan, Mesir
Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara,
dinamakan sungai Nil. Sungai Nil mengalir ke utara dari titik selatan ke
Mediterranean. Sungai Nil, yang merupakan tumpuan penduduk negara tersebut
telah menjadi sumber kehidupan bagi kebudayaan Mesir sejak kebudayaan Naqada
dan Zaman Batu. Kedua kerajaan membentuk Kemet ("tanah hitam"), Gurun
dikenal sebagai Deshret ("tanah merah"), menurut Herodotus:
"Mesir merupakan negara tanah hitam. Kita ketahui bahawa Libya mempunyai
tanah lebih merah." (Histories, 2:12). Tetapi Herodotus turut menyatakan
"Colchians adalah penduduk Mesir. Berdasarkan fakta bahwa mereka berkulit
hitam dan mempunyai rambut keriting (wooly hair)." (Histories Book 2:104),
dan Champollion yang lebih muda (yang mendikripsi Batu Rosetta) dalam
Expressions et Termes Particuliers (Expression of Particular Terms) mendakwa
baawa Kemet sebenarnya tidak merujuk kepada tanah, tetapi kepada penduduk negro
dalam ertikata "Negara Hitam - (Black Nation)".
B. Rumusan Masalah
Ø Menjelaskan pengertian peradaban mesir kuno dan pencapaian-pencapaiannya.
Ø Bagaimana Pembagian Kerajaan Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru.
Ø Menjelaskan bagaimana pemerintahan dan ekonomi di Mesir Kuno.
Ø Menjelaskan tentang Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno,
Ø Bagaimana dengan sistem Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno dan
Ø Menjelaskan bangsa dan bahasa Mesir Kuno
C. Tujuan Dan Maanfaatnya
Tujuan dan manfaat mempelajari pelajaran sejarah tentang Mesir Kuno ini adalah bagaimana kita bisa mengetahui sejarahnya, tentang keadaan pemerintahan maupun ekonominya, dan kita bisa mengetahui tetang bagaimana budaya, dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno serta kita bisa mengetahui sistem agama dan kepercayaan yang bagiman di anut di Mesir Kuno tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Peradaban Mesir Kuno
Mesir Kuno
adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat
di sepanjang hilir sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi Mesir
Hulu dan Hilir sekitar 3150 SM, dan selanjutnya berkembang selama kurang lebih
tiga milenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang
stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal
sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa
Kerajaan Baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran.
Mesir ditaklukan
oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan firaun secara resmi
dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika Kekaisaran Romawi menaklukkan dan
menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian dari provinsi Romawi.
Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode
kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap
di lembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan
peradaban merdeka Mesir.
Peradaban Mesir
Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam
dan manusia, ditandai terutama oleh:
Ø Irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
Ø Pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
Ø Perkembangan sistem tulisan dan sastra;
Ø Organisasi proyek kolektif;
Ø Perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur; serta
Ø Kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.
Ø Pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
Ø Perkembangan sistem tulisan dan sastra;
Ø Organisasi proyek kolektif;
Ø Perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur; serta
Ø Kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di
bawah pengawasan sosok Firaun.
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan; sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui; teknologi tembikar glasir bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui. Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan; sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui; teknologi tembikar glasir bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui. Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-abad.
B. Pembagian Kerajaan
Mesir Tua, Tengah, dan Mesir Baru
1. Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
1. Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
Lahirnya
kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir
Hilir. Sebagai pemersatu ia digelari Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota
kembar. Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah
dibangun piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun
Joser. Piramida di Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.
Runtuhnya Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan
mengalami kekacauan.Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil
melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan
ingin berkuasa sendiri-sendiri.Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir
Hilir dan Mesir Hulu.
2. Kerajaan
Mesir Tengah (1640 – 1570 SM)
Kerajaan Mesir
Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III.Ia berhasil memulihkan persatuan
dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain membuka tanah pertanian,
membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan
perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syria dan pulau
Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia
(kini Ethiopia).Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan
ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
3. Kerajaan
Mesir Baru (1570 - 1075 SM)
Sesudah diduduki
bangsa Hyksos, Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman imperium.Disebut
jaman imperium karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia
barat termasuk Palestina, Funisia dan Syria. Raja-raja yang memerintah jaman
Mesir Baru antara lain:
a. Ahmosis I
Ia berhasil mengusir bangsa Hyksos dari Mesir sehingga
berkuasalah dinasti ke 18, ke 19 dan ke 20.
b. Thutmosis I
Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
c. Thutmosis III
Merupakan raja terbesar di Mesir.Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
d. Amen Hotep IV
Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk.Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
b. Thutmosis I
Pada masa pemerintahannya Mesir berhasil menguasai Mesopotamia yang subur.
c. Thutmosis III
Merupakan raja terbesar di Mesir.Ia memerintah bersama istrinya Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut ia digelari “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor.
d. Amen Hotep IV
Kaisar ini dikenal seorang raja yang pertama kali memperkenalkan kepercayaan yang bersifat monotheis kepada rakyat Mesir kuno yaitu hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk.Ia juga menyatakan sebagai manusia biasa dan bukan dewa.
e. Ramses II
Ramses II
dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di
Abusimbel.Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang
menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah namun belum berhasil. Masa
Ramses II diperkirakan sejaman dengan kehidupan nabi Musa. Setelah pemerintahan
Ramses II kekuasaan di Mesir mengalami kemunduran.Mesir ditaklukkan Assyria
pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi bagian imperium
Persia.Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen dan para
penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus (masih diragukan
keabsahannya - Amna).Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah Ratu
Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir menjadi wilayah Romawi.
C. Pemerintahan dan Ekonomi Mesir Kuno
1. Administrasi dan perdagangan
Firaun
adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan, setidaknya dalam teori,
memiliki kontrol atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan
komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada
birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab
terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang
juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara,
proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan. Di level regional,
kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang
masing-masing dipimpin oleh seorang nomarch, yang bertanggung jawab kepada
wazir. Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian yang berperan tidak
hanya sebagai pusat pemujaan, namun juga berperan mengumpulkan dan menyimpan
kekayaan negara dalam sebuah sistem lumbung dan perbendaharaan dengan
meredistribusi biji-bijian dan barang-barang lainnya. Sebagian besar
perekonomian diorganisasi secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum
mengenal uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka menggunakan sejenis
uang barter berupa karung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara
dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai denominatornya. Pekerja dibayar
menggunakan biji-bijian; pekerja kasar biasanya hanya mendapat 5 karung (200kg)
biji-bijian per bulan sementara mandor bisa mencapai 7 karung (250kg) per
bulan. Harga tidak berubah di seluruh wilayah negara dan biasanya dicatat utuk
membantu perdagangan; misalnya kaus dihargai 5 deben tembaga sementara sapi
bernilai 140 deben. Pada abad ke 5 sebelum masehi, uang koin mulai dikenal di
Mesir. Awalnya koin digunakan sebagai nilai standar dari logam mulia dibanding
sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa abad kemudian uang koin mulai
digunakan sebagai standar perdagangan.
2. Status sosial
Masyarakat Mesir
Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki
seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja
sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh
negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai
pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi
menggunakan sistem corvée. Seniman dan pengrajin memiliki status yang lebih
tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, bekerja
di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru
tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut
"kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang
menandai status mereka. Perbudakan telah dikenal, namun bagaimana bentuknya
belum jelas diketahui. Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial
apa pun kecuali budak, sama di mata hukum. Baik pria maupun wanita memiliki hak
untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai,
serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak
pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi
perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan
tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan
memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan
Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun demikian, wanita di Mesir Kuno
tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang yang memiliki
pendidikan dari rata-rata pria ketika itu.
3. Sistem hukum
Sistem hukum di
Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat
peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan ketentraman, sebuah
konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma'at. Meskipun belum ada
aturan hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa hukum di
Mesir Kuno dibuat berdasarkan pandangan umum (common-sense) tentang apa yang
benar dan apa yang salah, serta menekankan cara untuk membuat kesepakatan dan
menyelesaikan konflik. Dewan sesepuh lokal, yang dikenal dengan nama Kenbet di
Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus persidangan yang hanya berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan kecil. Kasus yang lebih besar termasuk di
antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan pencurian makam
diserahkan kepada Kenbet Besar yang dipimpin oleh wazir atau firaun. Penggugat
dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk
bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya. Dalam beberapa kasus, negara
berperan baik sebagai jaksa dan hakim, serta berhak menyiksa terdakwa dengan
pemukulan untuk mendapatkan pengakuan dan nama-nama lain yang bersalah. Tidak
peduli apakah tuduhan itu sepele atau serius, juru tulis pengadilan
mendokumentasikan keluhan, kesaksian, dan putusan kasus untuk referensi di masa
mendatang. Hukuman untuk kejahatan ringan di antaranya pengenaan denda,
pemukulan, mutilasi di bagian wajah, atau pengasingan, tergantung pada beratnya
pelanggaran. Kejahatan serius seperti pembunuhan dan perampokan makam dihukum
oleh eksekusi berat, di antaranya pemenggalan leher, ditenggelamkan, atau
ditusuk. Hukuman juga bisa diperluas ke keluarga penjahat. Sejak pemerintahan
Kerajaan Baru, oracle memiliki peran penting dalam sistem hukum, baik pidana
maupun perdata. Prosedurnya adalah dengan memberikan pertanyaan "ya"
atau "tidak" kepada Tuhan terkait sebuah isu. Sang Tuhan, diwakili
oleh sejumlah imam, memberi keputusan dengan memilih salah satu jawaban,
melakukan gerakan maju atau mundur, atau menunjuk pada selembar papirus atau
ostracon.
4. Pertanian
Kondisi geografi
yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir
mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan
sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah
sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang
dimiliki seseorang. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai
Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu
(panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk lanau
kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut,
musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan
menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya
mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil
dalam pengairan tanaman. Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk
memanen. Selanjutnya, hasil panen diirik untuk memisahkan jerami dari gandum.
Proses penampian menghilangkan sekam dari gandum, lalu gandum ditumbuk menjadi
tepung, diseduh untuk membuat bir, atau disimpian untuk kegunaan lain. Bangsa
Mesir menanam gandum emmer dan barley, serta beberama gandum sereal lain,
sebagai bahan roti dan bir. Tanaman-tanaman Flax ditanam dan diambil batangnya
sebagai serat. Serat-serat tersebut dipisahkan dan dipintal menjadi benang,
yang selanjutnya digunakan untuk menenun linen dan membuat pakaian. Papirus
ditanam untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di
petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan
tinggi. Tanaman sayur dan buah tersebut harus diairi dengan tangan.
Sayur-sayuran meliputi bawang perai, bawang putih, melon, squash, kacang,
selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi
wine.
5. Hewan
Bangsa Mesir
percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan merupakan
elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan tumbuhan
diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Hewan, baik yang didomestikasi
maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi
bangsa Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah
mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan
ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi,
bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek,
angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Di
peternakan, unggas-unggas tersebut dipaksa makan adonan agar semakin gemuk.
Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah juga
didomestikasi dari masa Kerajaan Lama, dan hewan tersebut menghasilkan madu dan
lilin.
Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan. Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukan bahwa gajah sempat dimanfaatkan pada Periode Akhir, tetapi akhirnya dibuang karena kurangnya tanah untuk merumput. Anjing, kucing, dan monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan seperti singa yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik kerajaan. Herodotus mengamati bahwa bangsa Mesir adalah satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah mereka. Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa dalam bentuk hewan menjadi sangat populer, seperti dewi kucing Bastet dan dewa ibis Thoth, sehingga hewan-hewan tersebut dibesarkan dalam jumlah besar untuk dikorbankan dalam ritual.
6. Sumber daya alam
Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan. Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukan bahwa gajah sempat dimanfaatkan pada Periode Akhir, tetapi akhirnya dibuang karena kurangnya tanah untuk merumput. Anjing, kucing, dan monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan seperti singa yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik kerajaan. Herodotus mengamati bahwa bangsa Mesir adalah satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah mereka. Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa dalam bentuk hewan menjadi sangat populer, seperti dewi kucing Bastet dan dewa ibis Thoth, sehingga hewan-hewan tersebut dibesarkan dalam jumlah besar untuk dikorbankan dalam ritual.
6. Sumber daya alam
Mesir kaya akan
batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu-batu
semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen,
memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan. Pembalsem menggunakan garam
dari Wadi Natrun untuk mumifikasi, yang juga menjadi sumber gypsum yang
diperlukan untuk membuat plester. Batuan yang mengandung bijih besi dapat
ditemukan di wadi-wadi gurun timur dan Sinai yang kondisi alam yang tidak ramah.
Membutuhkan ekspedisi besar (biasanya dikontrol negara) untuk mendapatkan
sumber daya alam di sana. Terdapat sebuah tambang emas luas di Nubia, dan salah
satu peta pertama yang ditemukan adalah peta sebuah tambang emas di wilayah
ini. Wadi Hammamat adalah sumber penting dari granit, greywacke, dan emas.
Rijang adalah mineral yang pertama kali dikumpulkan dan digunakan untuk membuat
alat-alat, dan kapak Rijang adalah potongan awal yang membuktikan adanya
habitat manusia di lembah Sungai Nil. Nodul-nodul mineral secara hati-hati
dipipihkan untuk membuat bilah dan kepala panah dengan tingkat kekerasan dan
daya tahan yang sedang, dan ini tetap bertahan bahkan setelah tembaga digunakan
untuk tujuan tersebut.
D. Budaya dan peninggalan Bangsa Mesir Kuno
1. Budaya
Mengenai budaya
sehari-hari, bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan
tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat
dari lemak binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan,
menggunakan minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit.
Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita
maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik.
Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia
sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Mengenai
perkawinan, kebiasaan perkawinan mengizinkan poligami dan perkawinan antara
kakak-adik; kebiasaan yang disebutkan belakangan dilakukan di beberapa tempat
di Mesir sampai abad kedua Masehi. Beberapa Firaun diketahui memperistri
saudara kandung mereka, tampaknya karena tidak ada wanita lain yang dianggap
cukup suci untuk kawin dengan ”dewa yang hidup”. Yang diantaranya hasil budaya
Mesir Kuno adalah sebagai berikut :
a. Tulisan
Masyarakat Mesir
mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan
Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun
papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia,
hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph
berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan
demotis.Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para
pendeta.Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan
keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan
teka-teki karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon
menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah
batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan
batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F.
Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan
membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan
Yunani. Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai
pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai sekarang.Selain di
batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang
Papyrus.Dokumen Papirus sudah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara
membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya.Kemudian kulitnya
dikupas dan intinya diiris/disayat tipis-tipis.
b. Sistem
Kalender
Masyarakat Mesir
mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama
291/2 hari.Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender
berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka
menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun
adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga
mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan
sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender
Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi
menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno
mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
c. Seni
Bangunan (Arsitektur)
Dari peninggalan
bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa
bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika,
geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida
dibangun untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah
Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil
kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang
indah.Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah
raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia.
Fungsi spinx adalah penjaga piramida. Piramida terbesar adalah makam raja
Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza
juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida
firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir?
Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut
Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman)
karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula
pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan. Bangunan kedua adalah
kuil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan
terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya
±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20
kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang
menceritakan pemerintahan raja.
2. Peninggalan
peninggalan
bersejarah bangsa mesir Kuno telah mengenal tulisan sejak 3300 SM.
Tulisan itu berupa gambar (piktogram) yang dinamakan Hieroglif yang artinya
tulisan suci. Imhotep, seorang imam agung, arsitek dan dokter semasa
pemerintahan Fir’aun Sozer berhasil membuat sistem penanggalan. Berdasarkan
penanggalan itu 1 tahun terdiri dari 365 hari. Peninggalan bangsa Mesir Kuno
adalah sebagai berikut:
a. Piramida, yaitu
bangunan raksasa dari batu yang digunakan sebagai makam raja-raja beserta
keluarganya. Piramida pertama dibangun oleh Imhotep untuk makam Firaun Sozer.
Piramida terbesar, yaitu yang dibangun oleh Khufu, mempunyai bidang alas seluas
kira-kira 5,3 ha, dengan puncak setinggi kira-kira 137 m (sama dengan gedung
modern bertingkat 40). Menurut perhitungan, piramida itu menggunakan 2.300.000
balok batu, yang beratnya masing-masing rata-rata 2,3 ton. Balok-balok itu
dibentuk sedemikian cermatnya sehingga hanya berselisih beberapa milimeter.
b. Spink, yaitu bangunan raksasa dari batu berupa singa berkepala manusia (wajah Raja Mesir). Biasanya Spink dibangun di depan piramida sebagai penjaga.
c. Obeliks, yaitu bangunan batu berupa tugu. Maksud pembangunan Obeliks adalah untuk memuja Dewa Re.
d. Kuil, dibangun untuk memuja dewa tertentu. Kuil peninggalan Mesir Kuno antara lain Kuil Dewa di Heliopolis, Kuil Hatshepsut di Deir-el Bahari, Kuil Aten di Tel el Amarna, Kuil Dewa Amun di Karnak, dan Kuil di Madinet Habu. Peninggalan lainnya, yaitu: dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi dan canggih pada masanya. Empirisme tradisional, sebagaimana dibuktikan oleh Papirus Edwin Smith dan Ebers (1600 SM), ditemukan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir kuno juga diketahui menciptakan alfabet dan sistem desimal mereka sendiri.
b. Spink, yaitu bangunan raksasa dari batu berupa singa berkepala manusia (wajah Raja Mesir). Biasanya Spink dibangun di depan piramida sebagai penjaga.
c. Obeliks, yaitu bangunan batu berupa tugu. Maksud pembangunan Obeliks adalah untuk memuja Dewa Re.
d. Kuil, dibangun untuk memuja dewa tertentu. Kuil peninggalan Mesir Kuno antara lain Kuil Dewa di Heliopolis, Kuil Hatshepsut di Deir-el Bahari, Kuil Aten di Tel el Amarna, Kuil Dewa Amun di Karnak, dan Kuil di Madinet Habu. Peninggalan lainnya, yaitu: dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi dan canggih pada masanya. Empirisme tradisional, sebagaimana dibuktikan oleh Papirus Edwin Smith dan Ebers (1600 SM), ditemukan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir kuno juga diketahui menciptakan alfabet dan sistem desimal mereka sendiri.
E. Sistem
Agama dan kepercayaan Bangsa Mesir Kuno
Sistem
kepercayaan masyarakat Mesir Kuno adalah politeisme artinya menyembah banyak
dewa-dewi. Dewa-dewi yang dikenal di Mesir sebagai berikut: Amun (Raja para
Dewa), Re (Dewa Matahari), Shu (Dewa Udara), Set (Dewa Gurun, Badai, dan
Bencana), Osiris (Dewa Hakim di Alam Baka).berikut ini adalah ke-13 Dewa-Dewi
Mesir Kuno :
1. Ra
Ra (sering
diucapkan sebagai Rah, tetapi lebih tepat sebagai RE) adalah Mesir kuno dewa
matahari. Pada kelima dinasti ia menjadi besar dewa dalam agama Mesir kuno,
diidentifikasi terutama dengan matahari tengah hari, dengan dewa-dewi lain yang
mewakili posisi lain dari matahari. Ra sangat banyak berubah dari waktu ke
waktu dan dalam satu bentuk atau lain,kemudian ia berkata kepada matahari yang
mewakili setiap saat sepanjang hari.kemudian disebut Heliopolis yang berarti
“Kota Matahari” oleh orang Yunani Kuno. Kemudian Ra bergabung dengan dewa
Horus, sebagai Re-Horakhty. Ketika mencapai posisi penting dalam jajaran Mesir,
ia dipercaya untuk memimpin langit, di bumi, dan di bawah tanah. Dia dikaitkan
dengan elang, yang simbol dewa matahari lain yang melindungi fir’aun. Setelah
dipasangkan dengan dewa-dewi fir’aun, anak-anak Hathor dianggap ayah oleh Ra.
2. Osiris
2. Osiris
Osiris
digambarkan dengan menggunakan mahkota, yang mirip dengan mahkota putih dari
Mesir. Dia juga membawa crook dan cambuk.Lekukan diperkirakan untuk mewakili
Osiris sebagai dewa gembala.Simbol mencambuk lebih pasti dengan cambuk gembala,
terbang-menyapu, ia biasanya digambarkan dengan warna hijau (warna kelahiran
kembali) atau hitam (mengacu kepada kesuburan dataran banjir Sungai Nil).
3. Amon
Amon adalah
seorang dewa dalam mitologi Mesir yang dalam bentuk Amun-Ra menjadi fokus dari
sistem yang paling rumit di Mesir Kuno.Sebagai pencipta dewa, ia adalah juara
kaum miskin dan pusat kesalehan pribadi.Amun diciptakan sendiri, tanpa ibu dan
ayah, dan selama Kerajaan Baru ia menjadi ekspresi terbesar dalam dewa di Mesir
teologi. Amun-Ra, juga seperti dewa pencipta, tidak secara fisik yang
melahirkan alam semesta. Posisinya adalah sebagai Raja dewa. Dengan Osiris,
Amun-Ra adalah yang paling banyak yang tercatat dalam dewa Mesir.
4. Isis
Isis adalah dewi di mesir kuno
keyakinan agama, ibadah yang tersebar di seluruh dunia Yunani-Romawi.Dia dipuja
sebagai ibu yang ideal, istri, pelindung alam dan sihir. Dia adalah teman
budak, orang-orang berdosa, pengrajin, kaum tertindas, serta mendengarkan doa
orang-orang kaya, gadis, bangsawan dan penguasa. Isis adalah dewi ibu dan
kesuburan.
5. Hathor
Hathor adalah
seorang Dewi Mesir Kuno yang dipersonifikasikan prinsip-prinsip feminin cinta,
keibuan dan sukacita. Dia adalah salah satu yang paling penting dan dewa
populer sepanjang sejarah Mesir Kuno. Hathor yang disembah oleh masyarakat umum
yang sama dalam kuburan dia digambarkan sebagai “pemimpin Barat” menyambut
orang mati ke kehidupan selanjutnya. Peran lain dia adalah seorang dewi musik,
tari, dan kesuburan tanah asing yang membantu perempuan dalam proses
melahirkan.
6. Horus
6. Horus
Horus adalah
salah satu dewa yang paling tua dan paling penting dalam agama Mesir kuno,yang
di puja,setidaknya hampir akhir periode Predinastik melalui Yunani-Romawi.
Berbagai bentuk Horuses dicatat dalam sejarah dan ini berbeda diperlakukan
sebagai dewa oleh Mesir Kuno. Bentuk paling awal adalah Horus Falcon yang
merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir.
7. Maat
Maat adalah Dewi
Mesir kuno dengan konsep kebenaran, keseimbangan, keteraturan, hukum, moralitas
dan keadilan. Dewi Maat juga di anggap sebagai Dewi yang mengatur bintang –
bintang,musim,serta tindakan-tindakan baik manusia dan para dewa, yang mengatur
alam semesta dari kekacauan. Setelah perannya dalam penciptaan dan terus
mencegah kembali ke alam semesta dari kekacauan, peran utamanya dalam mitologi
Mesir berurusan dengan penimbangan jiwa-jiwa yang terjadi di dunia bawah, bulu
nya adalah ukuran yang menentukan apakah jiwa-jiwa ( dianggap berada di
jantung) orang yang sudah meninggal akan mencapai surga dengan selamat.
8. Nephthys
Nephthys adalah
dewi yang asalnya belum ditentukan, dengan nama Mesir kuno tidak berarti “Lady
of the House,” seolah-olah menunjukkan kepada manusia.Dia tidak dengan cara apa
pun harus diidentifikasi dengan beberapa gagasan tentang “ibu rumah tangga,”
maupun sebagai wanita utama yang memerintah negeri umum rumah tangga. Ini
adalah kesalahan meresap dan mengerikan, sering diulang-ulang, sangat banyak
komentar-komentar tentang dewa ini. Sebaliknya, namanya berarti sangat khusus,
Lady of the Temple
9. Anubis
Anubis adalah dewa untuk
melindungi dari kematian dan membawa mereka ke alam baka. Dia biasanya
digambarkan sebagai setengah manusia, setengah serigala, atau dalam bentuk
serigala lengkap mengenakan pita dan memegang cambuk di lekuk lengannya.Para
serigala itu sangat terkait dengan kuburan di Mesir kuno,tapi dengan warna
daging yang membusuk dan dengan tanah hitam lembah Sungai Nil, melambangkan
kelahiran kembali.
10. Sobek
Di Mesir
kuno,Dewa Sobek digambarkan sebagai buaya biasa, atau sebagai seorang laki-laki
dengan kepala buaya. Ketika dianggap sebagai pelindung pasukan firaun, ia
ditampilkan dengan simbol otoritas raja. Dia juga ditunjukkan bersama salibnya,
yang mewakili kemampuannya untuk membatalkan jahat dan menyembuhkan penyakit.Ia
pernah menjadi Sobek-Ra, ia juga ditunjukkan dengan cakram matahari di atas
kepalanya, sebagai Ra adalah dewa matahari.
11. Thoth
Thoth dianggap
sebagai salah satu dewa yang lebih penting dari dewa Mesir, sering digambarkan
dengan kepala dari suatu Ibis. Kepala-Nya berada di Khemennu tempat suci, di
mana dia memimpin masyarakat setempat, kemudian berganti nama menjadi
Hermopolis oleh orang-orang Yunani.
12. Sekhmet
Dalam Mesir
kuno, Sekhmet digambarkan sebagai singa betina, pemburu paling sengit dikenal
oleh Mesir. Dia dipandang sebagai pelindung dari fir’aun dan memimpin mereka
dalam peperangan. Sekhmet kemudian dianggap sebagai ibu Maahes, seorang dewa
yang muncul selama Kerajaan Baru. Dia terlihat seperti singa pangeran, putra
dari dewi.
13. Khnum
Dalam Mesir
Kuno, Khnum adalah salah satu dewa Mesir yang paling awal, awalnya dewa sumber
Sungai Nil. Karena banjir tahunan Sungai Nil membawa lumpur dan tanah liat itu,
dan membawa air kehidupan kepada sekitarnya, ia dianggap sebagai pencipta tubuh
manusia anak-anak, yang dilakukan di roda tembikar, dari tanah liat, dan
ditempatkan ibu mereka (rahim).
Kepercayaan
terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara
turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan
supernatural namun dewa-dewa tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik;
orang Mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan
amarah. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada
hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh
masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah
masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari
marabahaya. Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian
fisik dan spiritual. Selain badan, manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba
(kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan nama. Jantung dipercaya sebagai pusat
dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek spiritual akan lepas dari tubuh
dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan tubuh fisik mereka
(atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang. Tujuan utama
mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi
"arwah yang diberkahi." Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati
akan diadili, jantung akan ditimbang dengan "bulu kejujuran." Jika
pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi dalam bentuk
spiritual. Mengenai Adat Pemakaman, orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat
adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah
kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah proses mengawetkan
tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama
barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode
Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, cara ini secara
alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui proses pengeringan. Kegersangan dan
kondisi gurun telah menjadi keuntungan sepanjang sejarah Mesir Kuno bagi kaum
miskin yang tidak mampu mempersiapkan pemakaman sebagaimana halnya orang kaya.
Orang kaya mulai menguburkan orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka
memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan mencabut organ internal,
membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke dalam sarkofagus berupa
batu empat persegi panjang atau peti kayu. Pada permulaan dinasti keempat,
beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam toples kanopik.
Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni
mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari
lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran
organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh
menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus
menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung,
mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode
akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik
pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada
zaman ini masyarakat mesir kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi.
Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak.
Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga
berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan
Kerajaan Baru, buku kematian ikut disertakan di kuburan, bersamaan dengan
patung shabti yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat. Setelah
pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan
ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum.
F. Bangsa dan Bahasa Mesir Kuno
1. Bangsa
Bangsa Orang
Mesir adalah keturunan Ham, tampaknya terutama dari keturunan Mizraim, putra
Ham, Setelah penyebaran dari Babel, banyak di antara keturunan Mizraim, seperti
Ludim, Anamim, Lehabim, Naftuhim, dan Patrusim, bisa jadi bermigrasi ke Afrika
Utara. Berdasarkan lukisan-lukisan kuno dan juga jenazah yang dimumikan, orang
Mesir masa awal secara umum digambarkan berperawakan kecil, langsing, dan
meskipun tidak termasuk Negroid, berkulit gelap. Akan tetapi, lukisan dan
pahatan kuno menunjukkan adanya keragaman penduduk yang cukup besar.
2. Bahasa
Para pakar
modern cenderung menggolongkan bahasa Mesir dalam kelompok bahasa
”Semito-Hamitik”. Meskipun bahasa tersebut pada dasarnya Hamitik, menurut
beberapa pakar ada banyak persamaan dalam tata bahasanya dengan tata bahasa
Semitik, serta beberapa persamaan dalam kosakatanya. Walaupun ada hubungan yang
demikian nyata, telah diakui bahwa ”perbedaan bahasa Mesir dengan semua bahasa
Semitik jauh lebih banyak dibandingkan dengan perbedaan di antara bahasa-bahasa
Semitik itu sendiri, dan setidak-tidaknya sampai hubungannya dengan bahasa-bahasa
Afrika diidentifikasikan dengan lebih akurat, bahasa Mesir jelas harus
dibedakan dari kelompok bahasa Semitik”.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mesir Kuno
terbagi atas dua kerajaan, yang dikenal sebagai Mesir Hulu dan Mesir
Hilir.Berlainan dengan kebiasaan, Mesir Hulu (Upper Egypt) terletak di selatan
dan Mesir Hilir (Lower Egypt) di utara, dinamakan sungai Nil. Pembagian
kerajaan Mesir dibagi menjadi tiga bagian yaitu Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180
SM), Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM), Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570
SM). Kerajaan Mesir Tua disebut jaman piramida karena pada masa inilah dibangun
piramida-piramida terkenal misalnya piramida Sakarah dari Firaun Joser.
Piramida di Gheza adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.Kerajaan
Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III.Ia berhasil memulihkan
persatuan dan membangun kembali Mesir. Sesudah diduduki bangsa Hyksos,
Mesir memasuki jaman kerajaan baru atau jaman imperium.Disebut jaman imperium
karena para Firaun Mesir berhasil merebut wilayah/daerah di Asia barat termasuk
Palestina, Funisia dan Syria. Raja-raja yang memerintah jaman Mesir Baru antara
lain: Ahmosis I, Thutmosis I,Thutmosis III, Amen Hotep IV Ramses II. Ada
beberapa jenis peninggalan pada jaman Mesir Kuno seperti tulisan, kalender,
Seni Bangunan (Arsitektur).
2. Saran
Setelah memahami
isi makalah ini penulis berharap para pembaca bisa memahami perkembangan
peradaban kerajaan Mesir Kuno, dari Kerajaan Mesir Tua, Kerajaan Mesir Tengah,
dan Kerajaan Mesir Baru. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
agar kedepan bisa menyusun makalah lebih baik lagi.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua
Daftar
Pustaka
Http://Ucu-Syarief.Blogspot.Com/2011/03/Makalah-Sejarah-Ttg-Peradaban-Mesir.Htm
http://sejarahdunia000.blogspot.co.id/2014/11/contoh-makalah-peradaban-mesir-kuno.html}
Komentar
Posting Komentar
komentar disini ya, bosskuh