assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
apa kabar sahabat cerdas??...
kali ini saya akan menyajikan kepada sahabat cerdas sebuah tulisan yang berjudul:
MAKALAH MUSIK TRADISIONAL
Hoffer (1985 : 22) dalam Sumaryanto menegaskan ada dua ciri utama bagi suatu bunyi dapat disebut musik, yaitu pengorganisasian bunyi dan artinya. Musik adalah pengorganisasian bunyi dan memiliki arti terjadi dalam rntang waktu tertentu dan biasanya mempunyai pitch.
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari daerah tertentu yang memiliki karakter atau gaya yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Keberlangsungan musik tradisional melalui upaya pewarisan secara turun temurun pada masyarakat pemiliknya.
Musik tradisional dapat digolongkan menjadi beberpa jenis, yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik, dan gesek.
Sebuah paranada terdiri dari tanda kunci, garis, spasi, garis dan spasi bantu, garis birama, serta garis penutup. Paranada G untuk menotasikan not-not bernada tinggi, sedangkan paranada F untuk not rendah.
MAKALAH MUSIK TRADISIONAL
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”MUSIK TRADISIONAL ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan
semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini
tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang Musik Tradisional ......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
1.3.Tujuan Penulisan.................................................................................................................... 1
1.4.Manfaat Penulisan.................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
Pengertian Musik Tradisional................................................................................................. 2
Fungsi dan Jenis Musik Tradisional......................................................................................... 3
Musik Sebagai Simbol .......................................................................................................... 5
Memainkan Alat Musik Tradisional........................................................................................ 7
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan.................................................................................................................... 9
3.2. Saran............................................................................................................................. 9
Daftar
Pustaka..................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Musik Tradisional
Musik yang telah lama hidup dan
berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini, diciptakan oleh nenek moyang
bangsa Indonesia dan memiliki nsifat turun-temurun secara tradisional dari
generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun
temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik
ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi
menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional
disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis mUsik yang muncul atau lahir
dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional
bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih
bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.
Hampir setiap daerah di wilayah
nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta
peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih
sedrhana dan kental dengan unsure kedaerahannya.
1.2.Rumusan
Masalah
a. Jelaskan pengertian dan fungsi dari
musik tradisional ?
b. Sebutkan Unsur dan elemen dalam
musik tradisional?
c. Sebutkan karya-karya musik
tradisional ?
1.3.Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar
para pembaca makalah ini bisa lebih mengerti Musik tradisional dan berharap
banyak bisa menjaga kekayaan seni musik tanah air.
1.4.Manfaat
Penulisan
a. Agar bisa mengerti pengertian dan
fungsi dari musik tradisional.
b. Supaya bisa mengerti Unsur dan
elemen dalam musik tradisional.
c. Untuk mengetahui apa saja
karya-karya musik tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Musik Tradisional
Musik pada
hakikatnya adalah seni yang menggunakan media penciptaan bunyi. Namun, tidak
semua bunyi dapat disebut musik karena sebuah musik harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut juga ditopang oleh
berbagai komponen, seperti melodi, harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo,
dinamika, dan bentuk. Seni musik adalah seni pengorganisasian bunyi dilakukan
dengan teknik tertentu, yang mempunyai arti dan makna estetis di dalamnya.
Hoffer (1985 : 22) dalam Sumaryanto menegaskan ada dua ciri utama bagi suatu bunyi dapat disebut musik, yaitu pengorganisasian bunyi dan artinya. Musik adalah pengorganisasian bunyi dan memiliki arti terjadi dalam rntang waktu tertentu dan biasanya mempunyai pitch.
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari daerah tertentu yang memiliki karakter atau gaya yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Keberlangsungan musik tradisional melalui upaya pewarisan secara turun temurun pada masyarakat pemiliknya.
Fungsi dan Jenis Musik Tradisional
Fungsi musik tradisional antara lain
sebagai berikut.
1. Sarana Upacara Budaya (Ritual)
Di beberapa
daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini
memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu,instrumen seperti itu dipakai sebagai
sarana kegiatan upacara adat masyarakat.
2. Sarana Hiburan
Musik
tradisional berfungsi sebagai hiburan atau menghilangkan kejenuhan akibat
rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya.
3. Sarana Ekspresi Diri
Musik bagi seniman
sebagai media mengekspresikan diri serta mengungkapkan perasaan, pikiran,
gagasan, dan cita-cita tentang diri , masyarakat, Tuhan, dan dunia.
4. Sarana Komunikasi
Alat musik
digunakan sebagai sarana komunikasi yang memiliki tanda bagi maysarakatnya,
sebagaimana kenuntungan dalam masyarakat yang tiap bunyinya memiliki pesan
tertentu.
5. Pengiring Tarian
Di berbagai
daerah Indonesia, bunyi-bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk
mengiringi tarian-tarian daerah.
6. Sarana Ekonomi
Pemain musik
tradisional dalam mempertunjukan permainan musiknya bertujuan sebagai sarana
penghidupan ekonomi mereka.
Musik tradisional dapat digolongkan menjadi beberpa jenis, yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik, dan gesek.
- Instrumen musik perkusi yaitu dimainkan dengan cara dipukuli dengan tangan atau stik, misalnya gamelan, talempong (Minangkabau), kolintang (Minahasa), arumba (Jawa Barat), gendang, tifa (Papua dan Maluku), dan lain-lain.
- Instrumen musik petik, misalnya kecapi (Jawa Barat), siter (Jawa Tengah), sasando (NTT), sampek (Kalimantan), hapetan (Tapanuli), dan junggaa (Sulawesi Selatan).
- Instrumen musik gesek, misalnya rebab yang dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jakarta, serta oyahan yang ada di Bali dan Kalimantan.
- Instrumen musik tiup, misalnya sejenis seruling, seperti saluang (Sumatera Barat), seruni (Sumatera Barat dan Kalimantan), dan seruling lembang (Tana Toraja).
Musik Sebagai Simbol Masyarakat Pendukungnya
Musik
tradisional di wilayah Nusantra masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Perbedaan karakteristik musik tradisional tersebut terletak pada pola
dan irama. Selain itu, juga instrumen musik dan bahasa yang digunakan.
Perbedaan tersebut menjadikan musik tradisional memiliki makna yang berbeda di
setiap daerah. Sebagian besar musik tradisional digunakan untuk mengiringi lagu
daerah (musik vokal), tetapi juga ada yang berupa permainan instrumen musik
(instrumental).
Sebagaimana cabang seni yang lain, musik sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal) dan vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo. Sebagaimana unsur-unsur dasar musik dan unsur ekspresi musik yang idjelaskan berikut.
Sebagaimana cabang seni yang lain, musik sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal) dan vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo. Sebagaimana unsur-unsur dasar musik dan unsur ekspresi musik yang idjelaskan berikut.
1. Unsur Dasar Musik
a. Nada
Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap, sedangkan frekuensi adalah jumlah getaran per detik. Makin banyak frekuensi bunyi, makin tinggi nadanya, dan sebaliknya. Kuat rendahnya nada ditentukan oleh lebar getaran atau amplitudo. Makin lebar amplitudonya, makin keras suaranya. Timbre atau warna nada ditentukan oleh instrumen, sumber bunyi, dan cara memainkannya.
Stemfluit (ditiup) dan stemvork atau garpu tala (diketukkan) adalah alat sebagai pedoman untuk menala atau menyetem nada. Nada dan not perlu dibedakan. Nada lebih bersifat audio (yang terdengar). Letaknya dapat berubah menurut tangga nada atau kunci yang digunakan. Sering diwujudkan dalam not angka. Not angka ini cocok digunakan sebagai notasi musik vokal. Adapun not bersifat visual (yang terlihat), nama dan letaknya pada paranada tetap (mutlak) meskipun tangga nadanya berubah, kecuali jika kuncinya dirubah. Not paranada cocok digunakan untuk notasi musik instrumen.
Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap, sedangkan frekuensi adalah jumlah getaran per detik. Makin banyak frekuensi bunyi, makin tinggi nadanya, dan sebaliknya. Kuat rendahnya nada ditentukan oleh lebar getaran atau amplitudo. Makin lebar amplitudonya, makin keras suaranya. Timbre atau warna nada ditentukan oleh instrumen, sumber bunyi, dan cara memainkannya.
Stemfluit (ditiup) dan stemvork atau garpu tala (diketukkan) adalah alat sebagai pedoman untuk menala atau menyetem nada. Nada dan not perlu dibedakan. Nada lebih bersifat audio (yang terdengar). Letaknya dapat berubah menurut tangga nada atau kunci yang digunakan. Sering diwujudkan dalam not angka. Not angka ini cocok digunakan sebagai notasi musik vokal. Adapun not bersifat visual (yang terlihat), nama dan letaknya pada paranada tetap (mutlak) meskipun tangga nadanya berubah, kecuali jika kuncinya dirubah. Not paranada cocok digunakan untuk notasi musik instrumen.
Sebuah paranada terdiri dari tanda kunci, garis, spasi, garis dan spasi bantu, garis birama, serta garis penutup. Paranada G untuk menotasikan not-not bernada tinggi, sedangkan paranada F untuk not rendah.
Nada
pokok adalah nada atau not asli yang dikenal tanda kromatik. Ada beberapa tanda
kromatik, yaitu sebagai berikut.
- (kres) : untuk menaikan not setengah nada.
- (mol) ; untuk menurunkan not setengah nada.
- (pugar) : untuk mengembalikan not yang telah dikres atau dimol ke not asal.
Instrumen musik
yang menggunakan sistem papan nada disebut keyboard, misalnya organ, piano,
melodeon, xilofon, dan sebagainya.
b. Tangga Nada
Tangga nada adalah
sistem susunan nada dengan pola tertentu. Ada dua tangga nada yaitu tangga nada
diatonik yang menggunakan tujuh nada dan pentatonik yang menggunakan lima nada.
Tangga nada diatonik dibagi menjadi tangga nada minor dan mayor. Tangga
nada minor lebih banyak digunakan pada lagu-lagu yang berkesan sedih, sedangkan
mayor pada lagu yang bersuasana riang. Tangga nada pentatonik dibagi menjadi
tangga nada pelog, salendro/slendro, dan madenda.
c. Harmoni
Harmoni adalah
komposisi bebagai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. HArmoni
sederhana adalah akor. Akor adalah tiga nada/not atau lebih yang masing-masing
berjarak tert (interval berseling 1 nada) untuk mengharmonisasi atau mengiringi
melodi/lagu. Interval adalah jarak antara dua buah not.
d. Melodi
Melodi adalah
susunan nada yang diatur tinggi rendahnya, pola, dan harga nada sehingga
menjadi kalimat lagu. Melodi adalah garis musik dan nada tunggal yang dimainkan
secara berturut, atau pitches yang memiliki susunan atau kelompok.
Karakteristik nada meliputi jangkauan (rentang), bentuk, dan gerakan.
1) Jangkauan (Rentang)
Rentang atau
kisaran pitch nada adalah jarak antara nada rendah dan tinggi. Penyanyi mengacu
pada scale pitches artinya fokus pada aransemen yang berada dalam
kisaran rendah, menengah, atau tinggi.
2) Bentuk
Bentuk garis
melodi mengacu pada garis geometri literal yang dapat dilakukan jika mendaki
skala mengambil bentuk ke atas, sementara frasa yang turun berbentuk dalam
gerakan ke bawah.
3) Gerakan
Gerakan dapat berupa
diperbantukan atau terpisah. KEtika melodi bergerak bertahap dan terhubung,
gerakan ini disebut diperbantukan. Melodi yang melompat tidak ada hubungan
dalam atau aliran dikatakan terpisah.
e. Ritme
Irama (ritme) adalah
perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah lagu. Perulangan
bunyi ini menimbulkan keindahan dan enak untuk di dengar.
2. Unsur Ekspresi Musik
Unsur ekspresi
musik adalah sebagai berikut.
a. Tempo
Tempo adalah kecepatan
lagu karya musik menurut pulsa tertentu. Tempo menentukan ekspresi lagu. TAnda
tempo ditulis pada awal lagu dan awal bagian lagu yang berubah temponya (jika
ada). Alat untuk mengukur tempo disebut metronom. Ada dua jenis tempo yaitu
tempo tetap dan tempo bergerak. Tempo bergerak berubah mengikuti ekpsresi
lagu. Tandanya ditulis pada bagian lagu atau karya musik yang dimaksud. Ada
tiga tempo bergerak, yaitu sebagai berikut.
- Accelerando (accel.) : tempo semakin cepat.
- Ritardando (rit.) : tempo semakin lambat
- Fermata : durasi non atau diam diperpanjang karena pulsa ditahan sejenak, sesuai kehendak konduktor.
b. Dinamik
Dinamik adalah keras lirihnya lagu menurut ukuran intensitas tertentu. Dinamika menentukan ekspresi lagu, tandanya ditulis di atas bagian lagu yang dimaksud.
Berikut jenis tanda tingkat dinamik.
Dinamik adalah keras lirihnya lagu menurut ukuran intensitas tertentu. Dinamika menentukan ekspresi lagu, tandanya ditulis di atas bagian lagu yang dimaksud.
Berikut jenis tanda tingkat dinamik.
- Pianissimo (pp) : sangat lirih
- Piano (p) : lirih
- Mezzo piano (mp) : agak lirih
- Mezzo forte (mf) : agak keras
- Forte (f) : keras
- Fortissimo (ff) : sangat keras
Dinamik
bergerak adalah dinamik yang berubah mengikuti ekpresi lagu. Tandanya sebagai
berikut.
- Kresendo (<) : suara makin keras.
- Deskresendo : suara makin lirih.
- Calando : berkurang volume suara dan kecepatan.
- Subito p atau f : tiba-tiba lirih atau keras.
Simbol
musik dapat juga dilihat dari aspek nonmusiknya, misalnya pada instrumen musik
terdapat bentuk, bahan, pembuat instrumen, warna, dan ornamen-ornamen yang
tampak pada instrumen tersebut.
Memainkan Alat Musik Tradisional
Permainan
musik merupakan aktivitas atau kegiatan musik yang dilakukan manusia. Dalam
prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan/tunggal atau
kelompok. Permainan musik dapat menggunakan media yang dapat dijadikan sebagai
instrumen perkusif sederhana yang ada di sekitar Anda, seperti botol dan
sendok, bel, tepukan tangan, serta entakan kaki. Dapat juga menggunakan
instrumen musik.
Instrumen musik sangat bervariasi dalam bentuk ataupun warna suara. Klasifikasi alat musik menurut Curt Suchs dan Hornbostel sebagai berikut.
Instrumen musik sangat bervariasi dalam bentuk ataupun warna suara. Klasifikasi alat musik menurut Curt Suchs dan Hornbostel sebagai berikut.
- Idiophone : Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi. Contoh : triangle, cabaza, dan marakas.
- Aerophone : Udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai penyebab bunyi. Contoh :recorder, seruling, dan saksofon.
- Membranophone : Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi. Contoh : gendang, conga, dan drum.
- Chordophone : Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi. Contoh : biola, gitar, dan mandolin.
- Electrophone : Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu atau disebabkan adanya daya listrik. Contoh : keyboard, portasound, dan gitar elektrik. Untuk dapat mempelajari musik dengan baik kita membutuhkan notasi musik atau sistem nada.
Kita tahu
Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang memiliki bentuk dan
teknik memainkannya yang berbeda-beda. Salah satu alat musik tradisional dari
Jawa Timur yang akan kita pelajari adalah bonang. Bonang merupakan bagian
perangkat gamelan. Bonang merupakan kumpulan dari gong-gong kecil yang disebut
pot atau ceret dan disusun pada bingkai kayu yang disebut jaleran atau rancak.
Bonang disusun dalam dua baris, baris pertama disebut brunjung dan baris kedua
disebut setren atau dhempok. Anda harus menggunakan bhindi atau alat pemukul
bonang untuk memainkan alat musik ini.
Bonang terdiri
dari tiga bagian, yaitu bonang barung, bonang penerus, dan bonang penembung.
Ketiga jenis tersebut memiliki fungsi dan ketukan yang berbeda untuk
menghasilkan bunyi, tetapi ketiganya digunakan bersamaan agar
menghasilkan harmonisasi suara yang sangat indah di telinga penikmat musik.
Cara memainkan alat musik bonang pun tidak sembarangan dipukul, ada teknik dan
caranya tersendiri.
Berikut cara memainkan bonang.
1. Teknik Dua Nada Dipukul Bersamaan
Teknik ini juga
memiliki dua macam jenis pukulan yaitu gembyang dan kempyung.
a. Gembyang
Teknik gembyang
dilakukan dengan cara menabuh bonang menggunakan kedua tangan Anda pada
dua nada yang sama secara bersamaan, misalnya nada 2 rendah dipukul bersamaan
dengan nada 2 tinggi atau nada 1 tengah dipukul bersamaan dengan nada 1 tinggi.
b. Kempyung
Teknik kempyung
sedikit berbeda dengan teknik gembyang. Teknik kempyung dilakukan dengan cara
menabuh bonang menggunakan kedua tangan Anda pada dua nada yang berbeda secara
bersamaan.
2. Teknik Beberapa Nada Dipukul Satu Per Satu
Teknik ini di daerah Jawa disebut dengan mipil. Mipil berasal dari kata pipil
(bahasa Jawa) yang berarti mengambil biji jagung satu per satu. Hal tersebut
yang serupa dengan teknik ini yaitu memukul bonang satu persatu nada bagian pencon
(bagian atas bonang yang menonjol). Mipil memiliki berbeda jenis, antara lain
mipil lombo dan mipil lados.
a. Mipil Lombo
Pola mipil jenis ini
digunakan pada boang barung di irama I. Ketika bonang barung dipukul dengan
teknik mipil lombo, bonang penerus menggunakan teknik mipil lados.
b. Mipil Lados
Pola mipil jenis ini
digunakan pada bonang barung di irama II. Ketika bonang barung dipukul dengan
teknik mipil lados, bonang penerus menggunakan teknik mipil rangkep.
3. Teknik Imbal-Imbalan
Teknik ini merupakan
pola pukul imbal yang dilakukan oleh sepasang bonang, yaitu bonang barung dan
bonang penerus. Biasanya teknik ini digunakan ketika penabuh gendang menabuh
gandang ciblon, misalnya :
- Bonang barung : . 1 . 3. 1. 3
- Bonang penerus : 2 . 5 . 2 . 5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah
sekitar musik itu berasal. Musik
tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul
atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik tradisional sangat
banyak fungsinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi individual,
sosial, pendidika, agama dan lain sebagainya. Alat Musik Tradisional ini
merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban dari
setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga
dapat di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala menarik untuk di
saksikan.
3.2. Saran
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena
musik tradisional adalah warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan
secara turun temurun. Sebagai generasi muda penerus
bangsa, kita memiliki kewajiban dalam melestarikan budaya serta mempelajari
budaya, terutama budaya Indonesia sendiri, sehingga budaya atau tradisi yang
berasal dari Indonesia tidak hilang bersama dengan berkembangnya zaman.
Daftar Pustaka
Safarina,
Fauziah. 2013. Budaya Alat Musik Tradisional.
Komentar
Posting Komentar
komentar disini ya, bosskuh