KEKERINGAN YANG TERJADI DI BANGKA BELITUNG
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sehingga makalah laporan penelitian ini bisa saya selesaikan .Dalam
menyusun tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun
saya menyadari bahwa kelancaran dalam
menyusun materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang saya hadapi
dapat teratasi.
Makalah ini saya buat agar yang
membaca makalah yang saya buat ini dapat memperluas ilmu
tentang Fenomena Alam, yang saya buat
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini
saya buat dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri saya maupun
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan berkat bantuan dari beberapa pihak terutama pertolongan
dari Allah akhirnya makalah ini dapat saya
selesaikan . dalam kesempatan ini saya menguncapkan terima kasih banyak
kepada ibu Sutanti,S.Pd yang telah memberikan saya waktu untuk mengerjakan
laporan penelitian ini .
Saya
menyadarinya makalah ini jauh dari sempurna agar menjadi lebih baik lagi saya
mohon bantuanya kepada ibu untuk memberi kritik dan saranya lalu
mengembalikannya kepada saya untuk memperbaiki kesalahan pada makalah ini.
Semoga bermanfaat , Terimakasih
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori ........................................................................................................ 2
2.2 Hipotesis ................................................................................................................. 2
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 3
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 3
3.3 Lokasi dan Waktu
Penelitian ................................................................................ 3
3.4 Teknik Pengumpulan
Data ..................................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Cara mengatasi
kekeringan ................................................................................... 4
4.2 Dampak dari
Kekeringan .................................................................................... 5
4.3 Manfaat Hujan
Buatan ........................................................................................ 6
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 7
5.2 Saran ........................................................................................................................ 7
5.3 Lampiran pertanyaan wawancara............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di musim
kemarau, banyak sekali tanaman yang mati
karena kekurangan air. Tapi pada saat musim
penghujan banyak juga yang mati karena kelebihan
air/kebanjiran. Hal ini bila di lihat
dari suatu ketinggian tertentu di atas
udara akan semakin jelas, Di musim hujan banyak
pemandangan yang di lihat dari atas berwarna
hijau, sedangkan pada musim kemarau
pemandangan akan terjadi hal yang sebaliknya, jika di
lihat pemandangan berwarna cokelat pada musim kemarau semua
itu berdasarkan pengamatan saya di puncak gunung yang berada di dekat rumah
saya.
Pemerintah daerah berupaya selama
ini yang di lakukan adalah menyediakan penampungan
berupa waduk-waduk atau bendungan-bendungan.yang
lain sebagai teknologi alternatif terakhir adalah
dengan mengupayakan hujan buatan dengan menyebar garam
meja yang sudah halus. Tetapi teknologi ini sering menemui
kendala yang sangat berarti yaitu saat
musim kemarau sering tidak menghasilkan apa-apa
karena di musim ini bahan hujan yang
berupa awan hanya sedikit, sehingga banyak
mengalami kegagalan.
1.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana cara mengatasi kekeringan ketika musim kemarau
tiba?
2.
Apa dampak dari kekeringan?
3.
Apa manfaat dari hujan buatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui cara mengatasi kekeringan.
2.
Untuk mengetahui faktor penyebab kekeringan.
3.
Untuk mengetahui dampak dari kekeringan.
4.
Untuk mengetahui manfaat dari hujan buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori
Kekeringan merupakan salah satu jenis
bencana alam yang terjadi secara perlahan
berlangsung lama sampai hujan tiba, berdampak
sangat luas pada ekonomi, sosial, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain.
Kekeringan adalah salah satu bencana yang
sulit dicegah dan datang berulang. Secara
umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan
air yang jauh di bawah dari kebutuhan
air untuk kebutuhan hidup, pertanian,
kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya
kekeringan di suatu daerah bisa menjadi
kendala dalam peningkatan produksi pangan
di daerah tersebut. Di Indonesia pada setiap
musim kemarau hampir selalu terjadi
kekeringan pada tanaman pangan dengan
intensitas dan luas daerah yang berbeda
tiap tahunnya.
2.2 Hipotesis
Menurut pengalaman saya waktu melakukan
penelitian di kampung saya yaitu desa pidekso, di
duga karena perubahan lapisan tanah yang terlalu awal. Dan perubahan lapisan
tanah ini mengakibatkan daya serap air ke dalam tanah makin cepat dimungkinkan
karena besarnya tekanan air yang meningkat selama musim hujan
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif,
yaitu suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
penelitian variabel mandiri tetapi untuk
sampel yang lebih dari satu, atau
dalam waktu yang berbeda.
4.2 Populasi
dan Sampel
Populasi penelitian ini saya mengambil
warga-warga , di desa pidekso , desa kidul kali, desa kulon kali
dan desa sendang sari . Perwakilan 1 orang dari
masing-masing desa. Jadi jumlah keseluruhan
adalah 4 orang. Saya hanya meneliti tentang
cara mengatasi kekeringan yang berkepanjangan.
4.3 Lokasi
dan Waktu Penelitian
Saya melakukan penelitian di desa pidekso setiap
kali ada waktu luang, saya memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. Proses penelitian ini
cukup lama yaitu 1 minggu. Dan saya
melakukan wawancara terakhir kurang lebih 1 hari
sebelumnya. Setelah itu penulisan penelitianpun
saya mulai.
4.4 Teknik
Pengumpulan Data
Saya tidak hanya melakukan wawancara tetapi
saya juga mengambil sebagian informasi dari
internet dan buku paket. Setelah semua
data yang di butuhkann telah terkumpul,
kemudian saya mencampurkan opini internet
dan buku paket dengan hasil wawancara
saya. Dan saya mendapatkan jawaban sementara
yang telah tercantum di Hipotesis.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara
mengatasi kekeringan
Negara Indonesia memiliki dua musim. Yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Seringkali setiap
tahunnya, Indonesia mengalami kondisi dimana
musim kemarau lebih panjang dari biasanya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya kekeringan di
beberapa daerah. Kejadian ini terus berulang
dan berulang. Banyak pihak yang dirugikan
oleh kondisi kemarau panjang yang mengakibatkan
kekeringan. Salah satunya adalah petani yang
tanamannya terancam gagal panen karena
kekeringan. Selain itu, kekeringan juga
menyebabkan air bersih menjadi langka dan
mahal di beberapa tempat. Mengingat kondisi
yang hampir selalu terjadi setiap
tahun,maka diperlukan cara mengatasi kekeringan
yang setidaknya dapat menangani dan membantu
kita melewati kondisi yang satu ini.
•
Cara mengatasi dengan membuat penampungan air
Cara mengatasi kekeringan yang dapat dilakukan
salah satunya adalah dengan membuat penampung
air hujan. Nantinya, penampungan ini dapat
digunakan sebagai penyediaan air ketika musim
kemarau panjang tiba. penampungan ini dapat
membantu untuk mengairi tanaman-tanaman yang
‘terjebak’ ketika musim kemarau tiba,
sehingga tanaman-tanaman tersebut tidak akan mati
karena kekurangan air. Cara ini cukup
efektif dan dapat digunakan oleh para
petani, mengingat seringnya terjadi gagal
panen karena kemarau panjang yang
menyebabkan kekeringan. Pertimbangkan seberapa
banyak air yang akan dibutuhkan ketika
membuat penampungan. Semakin besar penampungan
yang dibuat maka akan semakin banyak
pula air yang tertampung, maka akan
semakin banyak pula lahan dan tanaman yang
dapat diairi.
•
Cara mengatasi kekeringan dengan penghijauan
Jangan lupa juga untuk selalu melakukan
penghijauan. Ini merupakan cara mengatasi
kekeringan yang paling klasik tapi tidak
boleh dilewatkan. Tanaman yang ditanam pada
lahan-lahan kosong mampu menjaga butiran
tanah ketika hujan tiba. Tanaman yang
rapat juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
tanah dalam menyerap air hujan, mengurangi
aliran permukaan dan penguapan sehingga
akhirnya air tanah akan tersedia lebih
lama.
Terakhir, sebaiknya berikan peringatan kepada
masyarakat agar tidak membakar hutan yang sudah hijau dampaknya
juga bisa masuk dalam kekeringan yang lebih parah lagi karena hutan akan
menjadi gundul dan tanahnya akan menjadi kering karena efek terbakar oleh api.
Selain itu, pemerintah seharusnya bisa membantu
masyarakat dengan memberikan pompa air. Pompa
air sangat penting karena dapat membantu
pengadaan air untuk irigasi ketika pasokan
air yang dibutuhkan kurang atau tidak mencukupi.
Nantinya dengan pompa air tersebut, petani
dapat mengatasi kelangkaan air dengan
memompa air dari sungai atau sumber-sumber
air sekitar.
4.2 Dampak
dari Kekeringan
Akibat
Alamiah
•
Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan
tingkat curah hujan di bawah Normal dalam
satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis
merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.
•
Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan
kekurangan pasokan air permukaan dan air
tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan
elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan
elevasi muka air tanah. Terdapat tenggang
waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya
elevasi muka air sungai, waduk, danau,
dan elevasi muka air tanah. Kekeringan
hidrologis bukan merupakan indikasi awal
adanya kekeringan.
•
Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan
kekurangan kandungan air dalam tanah,
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
tanaman tertentu pada periode waktu
tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan
pertanian ini terjadi setelah gejala
kekeringan meteorology.
•
Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan
dengan kekeringan yang memberi dampak terhadap
kehidupan sosial ekonomi, seperti: rusaknya
tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya tenaga
listrik dari tenaga air, terganggunya
kelancaran transportasi air, dan menurunnya
pasokan air baku untuk industri domestic
dan perkotaan.
•
Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan
perubahan tinggi muka air sungai antara
musim hujan dan musim kering dan
topografi lahan akibat Ulah Manusia.
Kekeringan tidak
taat aturan terjadi karena:
•
Kebutuhan air lebih besar dari pada
pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan
pengguna terhadap pola tanam atau pola
penggunaan air.
•
Kerusakan kawasan tangkapan air dan
sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
.Berdasarkan
klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas
penanggulangan bencana kekeringan disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus
untuk kekeringan yang disebabkan oleh ketidaktaatan
para pengguna air dan pengelola prasarana
air, diperlukan komitmen dari semua pihak
untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah
ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan
sosialisasi yang lebih intensif, sehingga
memahami dan melaksanakan pola pengguna air
sesuai peraturan / ketetapan.
• Kurangnya daya resap
air karena banyak rumah2 yang sudah di plester yang tidak ada daya resapnya
kalaupun ada hanya sedikit
• Banyaknya hutan yang
gundul karena di bakar dan ditebang secara liar (ilegal loging) yang
menyebabkan daya resap air berkurang
4.3 Manfaat
dari Hujan Buatan
Hujan buatan bermanfaat untuk membantu daerah
yang sedang mengalami kekeringan, pengisian
waduk, keperluan air bersih, irigasi, sungai dan
sebagainya. Karena hujan buatan ini merupakan teknologi
modifikasi cuaca, maka hujan buatan bisa
terjadi kapan saja tanpa harus menunggu
musim hujan.tetapi memerlukan garam meja yang cukup banyak
Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan
untuk membantu daerah yang sangat kering
akibat sudah lama tidak turun hujan
sehingga dapat mengganggu kehidupan di
darat mulai dari sawah kering, gagal
panen, sumur kering, sungai / danau kering,
tanah retak-retak, kesulitan air bersih,
hewan dan tumbuhan pada mati dan lain
sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu memberikan /memenuhi kebutuhan
air makhluk hidup di bawahnya dan membuat
masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat
menimbulkan bencana pada kehidupan di
bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah
salah satu akibat dari hujan yang
berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir
ini juga mendukung persebaran hujan yang
tidak merata sehingga menimbulkan berbagai
masalah di bumi. Untuk itu kita sudah
semestinya membantu menormalkan iklim yang
berubah akibat ulah manusia agar anak cucu
kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat
kesalahan yang kita lakukan saat ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan
untuk membantu daerah yang sangat kering
akibat sudah lama tidak turun hujan
sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat
mulai dari sawah kering, gagal panen,
sumur kering, sungai / danau kering,
tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan
dan tumbuhan pada mati dan lain
sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan
mampu memenuhi/mencukupi kebutuhan air makhluk
hidup di bawahnya dan membuat masyarakat
hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi
dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di
bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah
salah satu akibat dari hujan yang
berlebihan. Perubahan iklim di bumi
akhir-akhir ini juga mendukung persebaran
hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan
berbagai masalah di bumi. Untuk itu
kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim
yang berubah akibat ulah manusia agar
anak cucu kita kelak tidak menderita
dan terbunuh akibat kesalahan yang kita
lakukan saat ini.
Media yang bisa ditempeli uap air
contohnya partikel garam di atas lautan
yang bisa menyerap uap air sehingga
membentuk kumpulan yang besar. Asap juga
bisa sebagai media untuk berkumpulnya uap
air tetapi tidak membakar apapun itu secara berlebihan yang dapat
mencemari udara . Bibit hujan ini akan bergerak
sesuai dengan tiupan angin.
5.2 Saran
Bagi
para Masyarakat hendaknya menggunakan air
dengan baik, jangan terlalu berlebihan
dalam menggunakan air karena bisa
menyebabkan kekurangan air. Sebenarnya kekeringan
itu di sebabkan oleh ulah manusia
itu sendiri . sebaiknya tidak melakukan ilegal loging /
penebangan liar dan pembakaran hutan yang sudah hijau akibatnya hutan akan
kering karena terbakar dan menjadi gundul karena semua itu dapat
memicu awal dari kekeringan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Sains
& Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 1, No. 2,
2000:143-152 sabtu 24 Oktober 15 jam 03.30 pm
Santoso, E. 1989.
Kondisi Cuaca dan Tingkat Kebehasilan Hujan
Buatan di DAS Citarum bulwn Maret 1988
Berdasarkan Abalisis Fisik . senin 26 Oktober 15 jam 07.30 pm
Google search
Komentar
Posting Komentar
komentar disini ya, bosskuh