assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
apa kabar sahabat cerdas??...
kali ini saya akan menyajikan kepada sahabat cerdas sebuah tulisan yang berjudul:
MENYUSUN NASKAH LAKON
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah
SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”MENYUSUN NASKAH LAKON ”.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar
penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan
semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan
tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini
tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis
mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar....................................................................................................................... i
Daftar
isi................................................................................................................................ ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian Naskah Lakon................................................................................................. 2
B. Jenis
Lakon Dan Bentuk Lakon......................................................................................... 3
C. Unsur-Unsur
Naskah Lakon............................................................................................. 5
D.
Menyusun Naskah Lakon................................................................................................. 7
E. Kreativitas Menyusun
Naskah Lakon................................................................................. 9
Bab
III
Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 10
Daftar
Pustaka..................................................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Teater memiliki sekurang-kurangnya
empat unsur penting dalam setiap pementasan, yaitu pertama, lakon atau cerita yang ditampilkan, bisa
berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis, skenario tak tertulis (dalam
teater kerakyatan). Kedua, pemain adalah orang yang membawakan lakon tersebut.
Ketiga, sutradara sebagai penata pertunjukan di panggung. Keempat, penonton
adalah sekelompok orang yang menyerahkan sebagian dari kemerdekaannya untuk
menjadi bagian dari tokoh yang tampil dalam suatu lakon dan menikmatinya.
Lakon ditulis oleh seorang
penulis naskah lakon berdasarkan apa yang dilihat, apa yang dialami, dan
apa yang dibaca atau diceritakan kepadanya oleh orang lain. Penulis kemudian
menyusun rangkaian kejadian, semakin lama semakin rumit, sehingga pada
puncaknya masuk ke dalam penyelesaian cerita. Penting sekali bahwa dalam
menyusun kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa seorang penulis
haruslah bersabar untuk melangkah dari satu kejadian ke kejadian lain dalam
suatu perkembangan yang logis, tetapi semakin lama semakin gawat sehingga
akhirnya ia sampai ke puncak yang disebut klimaks.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
- Jelaskan pengertian Penulisan Naskah Lakon?
- Jelaskan tentang jenis-jenis lakon?
- Jelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam lakon
- sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah lakon
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Penulisan Naskah Lakon
- Menjelaskan tentang jenis-jenis lakon
- Menjelaskan tetang unsur intrinsik yang terkanung dalam lakon
- Mnyebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat naskah lakon
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Naskah Lakon
Naskah
lakon adalah lakon dan cerita yang akan dipentaskan dalam sebuah teater. Naskah
lakon dibuat dengan tujuan untuk dipentaskan di atas panggung . Bentuknya
berupa cakapan atau dialog dengan bahasa lisan yang komunikatif.
Lakon
ditulis oleh seorang penulis naskah lakon berdasarkan apa yang dilihat,
dialami, dan dibaca atau diceritakan. Penulis kemudian menyusun rangkaian
kejadian hingga mencapai puncaknya dan menemukan penyelesaian cerita.
Naskah
lakon yang ditulis sebagai dasar untuk memproduksi film atau program televisi
disebut skenario. Skenario merupakan bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang
menyangkut penggabungan antara gambar dan suara, dimaksudkan sebagai pedoman
dalam pembuatan film, sinetron, atau program televisi.
Naskan
lakon dapat ditulis berdasarkan cerita atau dongeng yang bersifat kedaerahan
atau cerita tradisional. Adapun cerita atau dongeng tersebut antara lain
sebagai berikut.
- Si Pitung (Betawi0
- Jaka Tarub (Jawa Tengah)
- Ande-Ande Lumut (Jawa Tengah)
- Calon Arang (Bali)
- Prabu Menak Jinggo (Jawa Timur)
- Rara Jonggrang (Jawa Tengah)
- Legenda Batu Bangkai (Kalimantan Selatan)
- Ken Arok dan Ken Dedes (Jawa Timur)
- Tajau Kuyang (Kalimantan Timur)
B. JENIS LAKON DAN BENTUK LAKON
1. Tragedi
Drama
yang menceritakan kisah yang penuh kesedihan. Pelaku utama dari awal sampai
akhir pertunjukan selalu menemui kegagalan dalam memperjuangkan nasibnya. Dian
biasanya berakhir sad ending. Contoh drama tragedi adalah,
Drama
trilogi sopochles, yaitu oedipus sang raja, oedipus di kolonus dan antigone.
Romeo
dan juliet, hamlet, macbeth,
Kapai-kapai
dari arifin c noer
Sampek
engtay karya N riantiarno
2. Komedi
Drama
sukacita, ringan dan sifatnya menghibur. Dengan dialog kocak bersifat menyindir
dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Meskipun memiliki unsur tawa, namun
lelucon bukanlah tujuan utama dari drama tersebut. Drama komedi tetep akan
memperhatikan setting, alur, konflik, dan lakon sesuai naskah. Biasanya pemain
melakukan komedi melalui dialog yang memuat sindiran tersirat dan biasanya
mengangkat isu terkini. Contoh drama komedi adalah “orang kaya baru”
3. Tragekomedi
Adalah
perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi pementasan ini penuh dengan
kesedihan tetapi juga mengandung hal-hal yang menggelikan dan menimbulkan tawa.
Contoh tragekomedi adalah Api karya Usmar ismail, opera kecoa karya N.
Riantiarno, Saija dan Adinda karya Max Havelaar
4. Melodrama
Drama
yang menampilkan lakon tokoh sentimental, mendebarkan hati, dan menharukan.
Tokoh dalam melodrama biasanya tokoh hitam putih atau stereotip. Sehingga akan
terlihat membosankan karena akan memiliki sifat yang monoton. Jika buruk akan
tetap buruk hingga akhir pertunjukan. Begitu pula sebaliknya. Melodrama hampir
sama dengan drama treagedi. Namun berbeda mencolok dilihat dari tokoh utama.
Jika melodrama tokoh utama pada akhirnya akan ikhlas menerima nasibnya, tidak
dengan naskah drama komedi.
Contoh
naskah melodrama adalah Opera Primadona karya N Riantiarno
Lakon
“Mayat-Mayat Cinta”
5. Farce
Atau
bisa disebut dagelan merupakan drama yang memiliki lakon lucu. Bersifat
entertain. Disebut drama murahan karena isinya yang ringan, kasar dan cenderung
fulgar. Kekuatan kata dan tindakan merupakan hal utama membangkitkan kelucuan.
Dalam dagelan alur cerita tersusun berdasar arus situasi dan disesuaikan
keadaan penonton secara spontan. Salah satu kelompok yang menerapkan drama
dagelan adalah srimulat.
6. Opera
Yaitu
drama yang dialognya berupa nyanyian dengan iringan musik dari lakonnya. Salah
satu contoh opera adalah Yulius Caesar terjemahan Muh Yamin. Sedang operet
adalah drama sejenis opera namun lebih pendek.
7. Tablo
Merupakan
jenis drama yang mengutamakan gerak. Jalan cerita dapat dimengerti melalui
gerakan yang dilakukan para tokoh, seperti pantomim. Biasanya untuk menguatkan
diiringi bunyi-bunyian pengiring.
8. Sendratari
Gabungan
antara seni drama dan tari. Rangkaian cerita dan adegan dieujudkan dengan gerakan
dalam bentuk tari yang diiringi musik.
C. Unsur-Unsur Naskah Lakon
Naskah
lakon sebagaimana karya sastra lain, pada dasarnya mempunyai struktur yang
jelas, yaitu tema, plot, setting, dan tokoh. Akan tetapi, naskah lakon yang
khusus dipersiapkan untuk dipentaskan mempunyai struktur lain yang spesifik.
Unsur-unsur lakon teater sebagai berikut.
1 Tema Cerita
Agar
cerita menarik perlu dipilih topik, sebagai contoh tema masalah keluarga,
misalnya topik pilih kasih.
2. Amanat
Sebuah
sajian drama yang menarik dan bermutu memiliki pesan moral yang ingin
disampaikan kepada penonton.
3. Plot
Lakon
drama yang baik selalu mengandung konflik. Plot adalah jalan cerita drama. Plot
berkembang secara bertahap yaitu sebagai berikut.
- Eksposisi, tahap ini disebut tahap pergerakan tokoh.
- Konflik, dalam tahap ini mulai ada kejadian.
- Komplikasi, kejadian mulai menimbulkan konflik persoalan yang kait-mengait tetapi masih menimbulkan tanda tanya.
- Krisis, dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.
- Keputusan, yang merupakan akhir cerita.
4. Karakter
Karakter
atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri seorang tokoh dalam drama. Ada
tokoh berwatak sabar, ramah, dan suka menolong, sebaliknya bisa saja tokoh
berwatak jahat ataupun bisa juga tokoh berdialek suku tertentu.
5. Dialog
Jalan
cerita lakon diwujudkan melalui dialog dan gerak yang dilakukan para pemain.
Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan
dapat menghidupkan plot lakon.
6. Setting
Setting
adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu adegan. Oleh karena semua
adegan dilaksanakan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan setting yang
dikehendaki. Penataan panggung harus mengesankan waktu dan menggambarkan
suasana.
7. Interpretasi
Apa
yang dipertontonkan ceritanya harus logis, dengan kata lain lakon yang
dipentaskan harus terasa wajar, bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan
yang sebenarnya.
C. Menyusun Naskah Lakon
1 Membuat Naskah Lakon
Dalam
menyusun naskah lakon terdiri dari prolog, dialog, petunjuk pengarang, dan
epilog.
a. Prolog
Prolog
adalah bagian awal naskah lakon. Prolog berisi satu atau beberapa keterangan
atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.
b. Dialog
Dialog
adalah bagian naskah lakon yang berupa percakapan antara satu tokoh dan tokoh
lainnya. Bagian ini terdiri dari nama-nama tokoh dan percakapannya.
c. Petunjuk Pengarang
Petunjuk
pengarang adalah bagian naskah lakon yang memberi penjelasan kepada awak
pementasan seperti sutradara, pemeran, dan penata artistik mengenai keadaan,
suasana, peristiwa, atau perbuatan dan sifat tokoh dalam drama. Biasanya
petunjuk pengarang ditempatkan di dalam tanda kurung atau dicetak miring.
d. Epilog
Epilog
adalah bagian akhir pada naskah lakon, biasanya berisi kesimpulan pengarang
mengenai cerita yang disertai nasihat atau pesan.
2. Menyusun Alur Cerita
Alur
cerita atau plot adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama
lain. Mendeskripsikan alur cerita berarti kita telah membuat kerangka cerita.
Jadi, sebelum membuat naskah lakon terlebih dahulu membuat deskripsi alur plot.
Langkah-langkah menyusun alur atau plot yaitu sebagai berikut.
a. Pelukisan Awal Cerita
Pelukisan
awal cerita merupakan struktur paling awal dalam pembuatan skenario yaitu
pengenalan tokoh-tokoh yang dilengkapi dengan watak masing-masing (eksposisi).
Struktur ini menyebutkan tokoh yang menjadi protagonis, antagonis, dan
tritagonis. Tokoh antagonis memiliki sifat yang bertentangan dengan tokoh
protagonis. Adapun tokoh tritagonis dibuat memiliki sifat yang dapat mendukung
terjadinya pertikaian.
b. Pertikaian Awal
Tahap
pertikaian awal dimulai dari bertemunya tokoh protagonis dan antagonis sehingga
terjadi pertikaian (komplikasi). Pertikaian terjadi karena kedua tokoh memiliki
kepentingan yang sama.
Sementara
itu, tokoh tritagonis menambah pertikaian semakin berkembang karena sifatnya
yang suka memfitnah, mengadu domba, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
c. Puncak Masalah
Puncak
masalah merupakan puncak pertikaian antara tokoh protagonis dan antagonis
(klimaks). Pada tahap ini semua sifat-sifat yang dimiliki tokoh dikeluarkan,
tokoh protagonis sebagai orang penyebar dan pemaaf tetap bersabar dan memaafkan
walaupun selalu mendapatkan tekanan-tekanan dari antagonisyang pemarah dan
pendendam. Tokoh antagonis mengeluarkan segala sifatnya untuk menekan tokoh
protagonis bahkan sampai pada penganiayaan atau bahkan pembunuhan.
d. Penyelesaian
Pada
tahap penyelesaian ini terjadi penurunan pertikaian (resolusi). Tokoh
protagonis akhirnya dapat menyadarkan tokoh antagonis. Setelah
perbuatan-perbuatan tokoh tritagonis diketahui, akhirnya tokoh antagonis
menyadari kesalahannya karena mendapatkan pengaruh buruk dari tokoh tritagonis.
e. Keputusan
Tahap
akhir cerita merupakan keputusan tentang nasib para tokoh dalam cerita
(katastrofe). Cerita dapat diakhiri sesuai denga keinginan pengarang. Dalam
keputusan dapat diambil antara tokoh protagonis dan antagonis saling
bersahabat, kemudian tokoh tritagonis meninggalkan mereka. Kadang ada juga
dalam cerita berakhir dengan mengambang, semua keputusan diserahkan kepada
penonton.
E. KREATIVITAS MENYUSUN NASKAH
LAKON
Di bawah ini ada beberapa tips atau trik agar dalam menulis
tidak mengalami hambatan yaitu:
1.
Jadikan alam pikiran kita sebagai sebuah layar lebar
yang dengan mudah kita tembus untuk melihat adegan demi adegan. Mainkan segala
imajinasi. Jangan menuliskannya dulu. Mainkan dan mainkan, biarkan semuanya
bergerak dan mengalir. Bila kita melakukan ini dan sudah terbiasa, segala macam
cerita akan muncul begitu saja (biasanya).
2.
Setelah kita menemukannya dan melihat gambaran adegan
demi adegan itu, boleh kita cari bagaimana endingnya (kalau bisa, masalah
ending diabaikan saja dulu). Yang terpenting, kita mendapatkan setting, tokoh,
ide cerita dan konflik dalam cerita itu.
3.
Mulailah kita menulis. (Teman-teman bisa klik di file
sebelumnya, tentang bagaimana membuka sebuah cerita) Biasanya, saat menuliskan
adegan yang terpampang di imajinasi kita, akan berbeda dengan hasil tulisannya.
Abaikan masalah itu. Teruskan menulis. Bikin kronologisnya dengan rapih.
Abaikan pula masalah ada salah pengetikan, salah eja, atau salah apa pun.
Teruskan saja.
4.
Cobalah dengan memulai cerita dari berbagai segi. Bisa
dimulai dari dialog dulu, atau tentang deskripsi dulu, atau apa saja. Setelah
oke, pilihlah salah satu dari apa yang kita tuliskan itu. Yang mana yang ingin
kita pakai. Tentunya hanya satu saja yang bisa kita gunakan, dan yang lain itu
bukan berarti tidak ada gunanya. Tapi menunjukkan semangat dan latihan kita.
5.
Bermainlah dengan kata-kata. Boleh bermetafora atau
lugas saja. Dalam beberapa cerita, saya menulis tidak perlu bermetafora. Dalam
beberapa cerita, saya menulisnya dengan mempergunakan metafora. Dalam beberapa
cerita, saya mengkombinasikannya. Ini bebas-bebas saja, terserah masing-masing
ingin menuliskannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum
diterbitkan. Menurut Imam Suryono Lakon adalah suatu aksi atau perbuatan
(bahasa yunani). Sedangkan Dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan
dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain
dari lakon di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang
memainkan lakon disebut aktor atau lakon. Menurut Molton lakon adalah hidup
yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand
Brunetierre lakon haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut Baltazhar
Vallhagen lakon adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan
gerak. Menurut Sendarasik naskah lakon merupakan bahan dasar sebuah pementasan
dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon juga
sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi
nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
DAFTAR PUSTAKA
http://sule-epol.blogspot.com/2016/10/makalah-menyusun-naskah-lakon.html
http://zangpriboemi.blogspot.co.id/2012/11/penulisan-naskah-lakon-makalah.html
Komentar
Posting Komentar
komentar disini ya, bosskuh