MAKALAH KERAJAAN PERLAK DAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI

assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh apa kabar sahabat cerdas??... kali ini saya akan menyajikan kepada sahabat cerdas sebuah tulisan yang berjudul:


KERAJAAN PERLAK
(ABAD IX – XI MASEHI)
KERAJAAN SAMUDERA PASAI
(ABAD XIII – XV MASEHI)
                                     
D
I
S
U
S
U
N
 OLEH:
KELOMPOK
JESI HEMALIA PUTRI
NELSA HAFANA
ARI WIBOWO
DONA SAFITRI




SMA NEGERI 1 PUDING BESAR
TAHUN AJARAN 2019/2020

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah  ini dapat terselesaikan.,
Karya tulis  ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.   
Kami  sangat menyadari bahwa Karya tulis  ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga Karya tulis  ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi para siswa sebagai sarana pembelajaran.























DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................... i
 DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................................. 1
B.   Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN

KESULTANAN PERLAK................................................................................................. 2

Perkembangan Kesultanan Perlak........................................................................................ 2

Serangan Sriwijaya dan Penyatuan dengan Samudera Pasai....................................... 3

SAMUDERA PASAI........................................................................................................ 5

Awal Berdiri....................................................................................................................... 5
Masa Kejayaan.................................................................................................................. 6
Kemajuan Kerajaan Pasai................................................................................................ 6
Masa Keruntuhan.............................................................................................................. 7

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Wilayah Indonesia terdiri dari pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh selat dan laut, hal ini menyebabkan sarana pelayaran merupakan lalu lintas utama penghubung antar pulau. Pelayaran ini dilakukan dalam rangka mendorong aktivitas perdagangan. Pelayaran perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, bukan hanya dalam wilayah Indonesia saja, tetapi telah jauh sampai ke luar wilayah Indonesia.
Agama Hindu-Budha diperkirakan masuk ke Indonesia pada awal Tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India. Raja-raja dan para bangsawan yang pertama kali menganut agama ini kemudian membangun kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha seperti Kerajaan Kutai yang terletak di Kalimantan Timur, Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, Kerajaan Holing, Kerajaan Melayu di Sumatra Selatan dan berpusat di Jambi, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, Kerajaan Bali dan Pajajaran, serta Kerajaan Majapahit.
B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai?
2.      Di mana lokasi Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai?
3.      Dari manakah sumber-sumber sejarah Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai?


BAB II

PEMBAHASAN

KESULTANAN PERLAK


Wilayah Perlak
Nama Perlak diambil dari nama Kayu Perlak. Kayu jenis ini merupakan kayu khas daerah Perlak. Atas dasar ini lah kemudian daerah penghasil kayu Perlak disebut dengan Negeri Perlak. Setelah perdagangan semakin ramai di Selat Malaka, maka pedagang-pedagang pun menyebut Negeri Perlak sebagai Bandar Perlak. Kitab Negarakertagama menyebut negeri itu dengan nama Parlak. Sementara Marcopolo yang berkunjung ke negeri itu pada tahun 1292 mencatatnya dengan nama Negeri Ferlec.
Sebelum berdirinya  Kesultanan Perlak, di wilayah Perlak telah berdiri sebuah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang sederhana bernama Kerajaan Perlak. Raja yang berkuasa di kerajaan ini bergelar Meurah yang berarti maharaja.
Perlak semakin berkembang ketika dipimpin oleh Pangeran Salman, seorang pangeran yang memiliki darah Kisra Persia. Putri dari Pangeran Slaman kemudian menikah dengan Muhammad Ja’far Shiddiq, seorang pendakwah dari negeri Arab, yang nantinya akan menurunkan pendiri Kesultanan Islam pertama di Nusantara.
Berdasarkan naskah Idhar al-Haq, sekitar tahun 790 M, sebuah kapal layar berlabuh di Bandar Perlak. Kapal tersebut membawa seratus juru dakwah yang dipimpin oleh nakhoda dari kekhalifahan Abbasiyah. Kapal itu datang dari Teluk Kambay, Gujarat dan berlabuh di Bandar Perlak.
Salah seorang juru dakwah tersebut bernama Ali ibn Muhammad Ja’far Shiddiq. Ia adalah seorang muslim Syiah yang melakukan pemberontakan kepada khalifah al-Makmun. Namun, usahanya itu menemui kegagalan, akibatnya ia diperintahkan untuk berdakwah keluar dari negeri Arab sebagai hukumannya.
Setelah beberapa waktu berdakwah di Bbandar Perlak, Ali ibn Muhammad Ja’far Shiddiq menikah dengan putri istana Perlak. Putra pertama hasil dari pernikahan itu bernama Syed Maulana Abdul Azz Syah. Ia berhasil mendirikan Kesultanan Perlak pada tahun 840 M, sebagai Kesultanan Islam (Syiah) pertama di Nusantara. Setelah berhasil mendirikan Kesultanan Perlak, ia memperoleh gelar Sultan Alaiddin Syed Maulanan Abdul Azis Syah.

Perkembangan Kesultanan Perlak

Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Syah memerintah sebagai sultan pertama Perlak hingga tahun 864 M. Setelah ia wafat, kesultanan Perlak dipimpin oleh keturunannya yang bernama Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Syah. Ia memerintah selama periode 864-888 M. Selanjutnya Sultan Abdul Rahim Syah digantikan oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Syah, yang berkuasa selama 25 tahun, yakni dari tahun 888 sampai 913 M.
Pascawafatnya sultan ketiga Perlak, tidak ada pelantikan sultan yang baru di Kesultanan Perlak. Hal ini dipicu kondisi yang tidak kondusif di wilayah Kesultanan Perlak. Kondisi tersebut muncul akibat perang saudara di kalangan rakyat Perlak, yakni perang antara pengikut Syiah dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni).
Dua tahun berselang, ketika  konflik antara aliran sudah mulai mereda, Syed Maulana Ali Mughayat Syah dilantik sebagai sultan baru Kesultanan Perlak. Ia hanya memerintah dalam waktu yang relatif singkat, pemerintahannya hanya bertahan tiga tahun.
Pada tahun 918, di akhir masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat konflik antara Syiah dan Sunni kembali muncul ke permukaan. Dalam konflik kedua itu kaum Sunni memperoleh kemenangan, sehingga sultan yang akan berkuasa selanjutnya berasal dari kaum Sunni.
Sultan pertama Kesultanan Perlak yang berasal dari golongan Sunni bernama Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat. Ia memerintah pada tahun 928-932 M. Setelah Sultan pertama itu wafat, ia digantikan oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat. Ia memerintah dalam waktu cukup lama, yakni mulai tahun 932 sampai 956 M. Sultan selanjutnya adalah Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat, yang memerintah antara tahun 956-983 M.
Pada akhir masa pemerintahan Sultan Abdul Malik Syah terjadi konflik ketiga yang melibatkan golongan Syiah dan Sunni. Konflik itu berlangsung selama empat tahun dan diakhiri dengan persetujuan damai yang membagi wilayah kesultanan Perlak menjadi dua, yaitu:
  1. Perlak bagian pesisir, yang dikuasai oleh golongan Syiah. Perlak pesisir dipimpin oleh Sultan Aalaiddin Syed Maulana Syah, yang berkuasa pada tahun 976-988 M.
  2. Perlak bagian pedalaman, yang dikuasai oleh golongan Sunni. Kerajaan Perlak pedalaman dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat, yang memimpin antara tahun 986 hingga 1023 M.

Serangan Sriwijaya dan Penyatuan dengan Samudera Pasai
Pada tahun 986 M, Kerajaan Sriwijaya (Kerajaan bercorak Buddha di Nusantara) menyerang Kesultanan Perlak Pesisir. Peperangan hebat pun pecah yang  melibatkan pasukan kedua kerajaan tersebut. Dalam perang ini, Sultan Perlak Pesisir, yaitu Sultan Alaiddin Syad Maulana Mahmud Syah gugur dalam peperangan.
Pascagugurnya Sultan Perlak Pesisir, wilayah kesultanan Perlak secara keseluruhan akhirnya dikuasai oleh Sultan Perlak Pedalaman yang beraliran Sunni. Kehadiran pasukan Sriwijaya di wilayah Perlak, segera direspon oleh Sultan Malik Ibrahim Syah dengan mengobarkan semangat rakyat Perlak untuk melawan Sriwijaya.
Pertempuran besar pun terjadi selama bertahun-tahun. Perang antara kedua kerajaan itu baru berakhir pada tahun 1006 M, ketika Sriwijaya memutuskan mundur dari pertempuran untuk bersiap menghadapi serangan raja Dharmawangsa dari Kerajaan Medang di Jawa.
Dengan berakhirnya perang antara Kesultanan Perlak dan Kerajaan Sriwijaya, wilayah Perlak secara keseluruhan dipimpin oleh keturunan Sultan Malik Ibrahim Syah yang berasal dari golongan Sunni. Pada masa ini kondisi Kesultanan Perlak relatif damai, tanpa adanya peperangan melawan kerajaan luar.
Berikut nama-nama Sultan Perlak dan masa pemerintahannya setelah meninggalnya Sultan Malik Irahim Syah:
  1. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat (1023-1059 M).
  2. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Syah Johan Berdaulat (1059-1078 M).
  3. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat (1078-1109 M).
  4. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Syah Johan Berdaulat (1109-1135 M)
  5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat (1135-1160 M)
  6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Syah Johan Berdaulat (1160-1173).
  7. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Syah Johan Berdaulat (1173-1200)
  8. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Syah Johan Berdaulta (1200-1230).
  9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat, memerintah anara tahun 1230-1267). Sultan memiliki dua orang putri , yaitu putri Ratna Kamala dan putri Ganggang. Menurut beberapa sumber, Putri pertama dinikahkan dengan Sultan Malaka bernama Sultan Muhammad Syah alias Parameswara dan putri Ganggang dinikahkan dengan sultan pertama Samudera Pasai, Al-Malik al-Saleh alias Merah Silu.
  10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Azis Syah Johan Berdaulta (1267-1292).
Kemunculan Kerajaan Samudera Pasai  pada tahun 1267 M, perlahan-perlahan menyaingi pamor dari Kesultanan Perlak. Sultan Malik Abdul Aziz Syah merupakan sultan terakhir Kesultanan Perlak.
Setelah ia wafat, wilayah Kesultanan Perlak digabungkan degan Kerajaan Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik al-Zahir, putra dari Merah Silu. Penggabungan yang dilakukan Sultan Samudera Pasai itu, sekaligus menandai berakhirnya pemerintahan kesultanan pertama di Nusantara.

SAMUDERA PASAI

Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja Pasai dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya
Kerajaan Samudera Pasai dikenal juga dengan nama Kerajaan Samudera Darussalam atau Kesultanan Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Sumatera atau persisnya di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Provinsi Aceh.
Awal Berdiri
Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al Kamil pada abad ke-13. Nazimuddin Al Kamil adalah seorang laksamana laut dari Mesir. Beliau diperintahkan pada tahun 1238 M untuk merebut pelabuhan kambayat di Gujarat yang tujuannya untuk  dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Nazimuddin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menguasai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada.
Beliau mengangkat Marah Silu sebagai Raja Pasai pertama. Setelah naik tahta Marah Silu berganti nama dan bergelar Sultan Malik As-Saleh. Masa akhir pemerintahan Sultan Malik As-Saleh sampai beliau wafat pada tahun 696 Hijriah atau 1297 Masehi.
Berdasarkan cerita-cerita kunjungan negara lain. Ada perbedaan pendapat mengenai kerajaan ini. Hal ini disebabkan karena ada yang memisahkan antara nama Pasai dan Samudera. Tapi catatan Tiongkok tidak memisahkan nama kerajaan ini dan meyakini ini adalah satu kerajaan. Sedangkan Marco Polo dalam catatan perjalanannya menulis daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatera waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).
Selama masa pemerintahan Sultan Malik As-Saleh. Sultan menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak yaitu Gangang Sari. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sultan Malik Az-Zahir I. Pada Masa Pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir ini Kerajaan mengalami masa keemasan.
Sultan Malik Az-Zahir I memperkenalkan pertama kali penggunaan emas di lingkungan kerajaan. Hal inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan terbesar di Sumatera pada saat itu. Kerajaan juga menjadi terkenal sebagai tempat penyebaran agama Islam.
Setelah masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir I digantikan oleh anaknya Sultan Ahmad I. Namun tidak berlangsung lama karena suatu hal maka digantikan oleh anak dari Sultan Ahmad I yaitu Sultan Malik Az-Zahir II. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II, Kerajaan Samudera Pasai di datangi oleh musafir Maroko terkenal dunia yaitu Ibn Batuthah. Ibn Batuthah menulis dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) sekembalinya ke jazirah arab menceritakan bahwa salah satu Raja di daerah Samatrah (Sumatera) menyambutnya dengan ramah. Beliau juga mengungkapkan bahwa pengikutnya bermazhab Syafii.
Sayangnya pada masa pemerintahan Sultan Malik Az-Zahir II pada tahun 1345. Kerajaan Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit kemudian serangan kedua pada tahun 1350 sehingga membuat keluarga Kerajaan  harus mengungsi.
Masa Kejayaan
Masa kebangkitan kembali kerajaan Samudera Pasai adalah dibawah masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya pada tahun 1383 sampai tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun saya masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir harus berakhir ditandai dengan tewasnya beliau di tangan Raja Nakur dalam sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah. Raja Perempuan pertama Kerajaan Samudera Pasai.
Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.
Cheng ho dalam laporannya yang ditulis oleh pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera Pasai adalah sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan laut dan dua kerajaan disebelah barat yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri yang jika kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.
Kemajuan Kerajaan Pasai
  1. Perdagangan
Pada saat itu Bandar-bandar di Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan Internasional dan merupakan pintu masuk ke Nusantara. Hubungan baik dengan Kerajaan Malaka yang saat itu ramai sebagai pusat perdagangan dunia membuat Kerajaan Samudera Pasai sebagai pelabuhan yang maju.
  1. Pelayaran
Berada dekat dengan pesisir pantai. Kerajaan Samudera Pasai menjadi kerajaan maritime yang kuat. Pelayaran keluar masuk di Kerajaan Samudera Pasai menjadi ramai. Hal ini ditunjang juga dengan mayoritas penduduk kerajaan berprofesi sebagai nelayan.
  1. Perekonomian
Di bidang ekonomi Kerajaan Samudera Pasai mendapatkan kemajuan yang pesat. Koin emas sebagai alat pertukaran. Ditambah pelayaran dan perdagangan yang pesat membuat kerajaan ini terkenal kaya dan makmur. Saat itu kerajaan menjadi pemasok lada yang terkenal untuk dunia. Rakyat kerajaan menanam Lada dan memanennya setiap 2 kali setahun. Masyarakat juga memiliki sapi perah untuk menghasilkan susu yang dijadikan keju untuk perdagangan ke negara eropa. Hal itulah menjadikan salah satu kerajaan yang terletak di Selat Melaka menjadi makmur.
  1. Hubungan Internasional
Kerajaan Samudera Pasai memiliki hubungan baik dengan beberapa kerajaan disekitarnya. Seperti Kerajaan Malaka dimana sering terjadi pernikahan antar kedua sultan. Kerajaan juga telah menjalin hubungan baik dengan Cina dengan dikirimnya adik sultan kesana untuk menimba ilmu. Namun hubungan tidak baik juga terjalin dengan Raja Nakur yang mengakibatkan Kerajaan Nakur menyerang Kerajaan Samudera Pasai yang mengakibatkan Raja Pasai tewas.
Masa Keruntuhan
Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai ini diakibatkan beberapa pengaruh internal dan eksternal. Internal kerajaan sebelum masa keruntuhan sering terlibat pertikaian antar keluarga kerajaan. Perebutan kekuasaan dan jabatan kerap terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak bisa dihindari. Bahkan Raja saat itu meminta bantuan kepada Raja Melaka untuk meredam pemberontakan. Namun tidak urung terjadi karena pada tahun 1511 Kerajaan Melaka jatuh ketangan Portugal. Sepuluh tahun kemudia tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah kerajaan itu. Tetapi bibit kerajaan masih ada sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibu kotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatra dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini.

DAFTAR PUSTAKA


 

Komentar